4 Aksi Kriminal yang Menggunakan Facebook sebagai Umpan

[lihat.co.id] - Jejaring sosial Facebook seharusnya menjadi jembatan silaturahmi bagi pengguna dengan kerabatnya. Namun sebagian orang memanfaatkan produk Mark Zuckerberg ini untuk melakukan tindakan kriminal.

Seharusnya kejahatan yang berawal dari perkenalan di Facebook bisa diredam, jika penggunanya bijak dalam menggunakan jejaring sosial itu. Tidak ada yang melarang untuk menambah teman baru dalam Facebook, namun seleksi terlebih dahulu sebelum intens berkomunikasi dan memutuskan untuk kopi darat.

Sudah banyak contoh korban yang berawal dari perkenalan dengan pelaku di Facebook, baik tindak kriminal pembunuhan, pencabulan hingga penipuan.

Berikut 4 aksi kriminal yang memanfaatkan jejaring sosial Facebook,dikutip dari Merdeka:

1. Pencabulan
[lihat.co.id] - Seorang pemuda berinisial F (25), mencabuli anak baru gede (ABG) berinisial M (14). F yang tukang parkir ini berkenalan dengan M lewat facebook. Di FB dia mengaku sebagai mahasiswa untuk merayu korban yang masih duduk di kelas 2 SMP.

Pemuda bejat ini akhirnya diciduk oleh petugas Polres Cilegon. F mengaku sudah tiga kali menggauli korban di rumah neneknya di Ramanuju, Cilegon Banten.

"Pelaku dikenakan UU Nomor 23 tahun 2004 pasal 81 Jo 82 dengan ancaman penjara di atas lima tahun," ujar AKP Dedi Rudiman Kasubag Humas Polres Cilegon, Rabu (6/3).

Dari informasi yang dihimpun, awal hubungan antara F dengan M bermula dari perkenalan melalui jejaring sosial Facebook kemudian berlanjut ke saling tukar nomor ponsel.

2. Pemerkosaan
[lihat.co.id] - Seorang pelajar kelas 10 sebuah SMA di Kabupaten Waykanan Provinsi Lampung, Yo (16), diperkosa oleh empat pemuda. Gilanya, aksi cabul itu dilakukan di musala kantor salah satu dinas Pemerintah Kabupaten Waykanan.

Kanit PPA Polres Waykanan itu menerangkan, korban dibawa Ari alias Heru dari rumahnya ke kompleks kantor Pemkab Waykanan pada pukul 21.00 WIB, Selasa (9/4) malam, kemudian dia diduga diperkosa di tempat itu oleh para pelaku secara bergantian.

Korban yang ketakutan setelah diperkosa di musala dinas itu kemudian berlari sehingga masuk ke dalam sumur.

"Korban kenal dengan Ari sekitar dua bulan yang lalu melalui Facebook. Kondisi korban saat ini sedang trauma. Kami saat ini menunggu hasil visum dari RSUD ZA Pagar Alam," katanya.

3. Penipuan
[lihat.co.id] - Masih ingat Selly Yustiawati, wanita cantik yang menipu sejumlah pria via jejaring sosial Facebook? Kasus Selly sempat menjadi topik hangat di jejaring sosial milik Mark Zuckerberg itu.

Selly Yustiawati alias Rassellya Rahman Taher yang memasang foto centilnya di Facebook berhasil meluluhkan beberap pria untuk menyetorkan sejumlah uang ke rekeningnya. Modusnya, Selly menawarkan investasi dalam bisnis pulsa dengan menjanjikan keuntungan berlipat kepada korbannya.

Namun Selly mempergunakan uang korban untuk bersenang-senang. Korban Selly berasal dari Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Tangerang, dan beberapa kota lainnya. Bahkan Selly pernah berpura-pura berprofesi sebagai wartawan dalam melancarkan jurus tipu-tipu itu.

4. Pembunuhan
[lihat.co.id] - Satu lagi kasus pembunuhan yang berawal dari pertemanan lewat jejaring sosial Facebook terungkap. Di Agam, Bukittinggi, Sumatera Barat, dua wanita dibunuh saat diajak kopi darat oleh pelaku. Polisi masih mengorek keterangan dari pelaku untuk mengetahui korban lainnya.

Terungkapnya kasus pembunuhan berantai ini berawal dari hilangnya Rusyada Nabila (16), seorang siswi Pondok Pesantren Diniyah V Jurai, Sungaipua, Bukittinggi. Korban dilaporkan hilang oleh kedua orangtuanya sejak satu bulan lalu, setelah pergi dari rumahnya.

Polres Bukittinggi kemudian melakukan pelacakan, termasuk data SMS dan telepon milik korban. Hasilnya ditemukan ada kontak terakhir dengan pelaku yang bernama Wisnu Sadewa (32) warga Pakansinayan, Kecamatan Banuhampu.

"Pelaku seorang bujangan, belum berkeluarga. Ditangkap Senin 29 April lalu," kata Kabid Humas Polda Sumbar, AKBP Mainar Sugianto yang dihubungi merdeka.com, Kamis (2/5).

Saat dibekuk di sebuah warung di kawasan Kotogadang, Kecamatan IV Koto, Agam, pelaku awalnya mengelak. Namun, setelah polisi menunjukkan semua bukti-bukti kuat, Wisnu akhirnya mengakui membunuh Nabila.

Untuk mengelabui korban, Wisnu menggunakan akun palsu bernama Rani Nurdiati, yang mengaku mahasiswi Universitas Negeri Padang. Keduanya kerap chatting dan bertukar pesan. Setelah merasa korban sudah akrab, pelaku kemudian mengajak kopi darat alias bertemu. Wisnu pun lantas menghabisi korban.